Selasa, 21 Agustus 2012

sunyi - gelap - harap


sunyi,
mengapa kau tega terus menghampiriku di saat hatiku telah sesak oleh dirinya yang tak kunjung bisa keluar dari dalam ruangan terkunci
dengan satu kunci yang telah berkarat terlalu sering tertetesi air mata
dengan gembok yang terkulai tak berdaya tanpa kunci yang sepadan
haruskah kau selalu menghampiriku bersamaan dengan datangnya kenangan tentang dia
sunyi, kau hanya menyesakkan ruang hati dan pikiranku

gelap,
kau selalu setia menemani keseharianku yang tak lagi berwarna
semua tampak hitam legam tanpa sosok pengiring hilangnya rindu yang telah tertumpuk
kubiarkan kau menjadi teman tanpa ada yang tahu
tanpamu, aku tak tahu apa yang terjadi dalam hidupku
tanpa warna, sekalipun hanya gelap penuh banyang hitam

harap,
kini kau hanya menjadi kata kosong bagai pembatas buku
yang sudah kubatasi di bagian yang tak ingin lagi kubaca selamanya
kubiarkan kau pergi menjauh sejauh-jauhnya seperti angin yang membawa terbang sejumput kapas putih
tanpamu, hidupku terasa lebih ringan sekalipun walau aku harus berjalan tanpa tujuan

Minggu, 12 Agustus 2012

Di Ujung Penantian



Sejak kepergianmu
Lekung indah senyumku habis ditelan sendu
Tersisa lekung kaku
Sekedar penenang perasaan orang di sekitarku

Kusaksikan punggungmu menjauh dari pandanganku
Sampai akhirnya benar menghilang
Rona bahagia wajahku tak lagi tampak
Hanya tampak lembab
Sisa tangis yang tak kunjung kering

Haruskah aku berteriak dan memohon?
Agar kamu tak pergi meninggalkanku
Atau aku hanya harus terdiam di sini
Menunggumu kembali..
Sembari menyusun kepingan hati
Yang sudah hancur tak berbentuk

Sementara kamu pergi semakin menjauh
Kubiarkan posisimu digantikan oleh Sang Sepi
Menemani keseharianku yang hanya tersisa satu warna
Begitu kelabu..

Namun, jika kamu telah lelah mencari
Dan ingin kembali kepadaku
Datanglah kembali di ujung penantianku
Kamu akan mendapati aku masih terdiam di sini
Menunggumu..
Sembali mengumpulkan kembali harapan yang telah tercecer